Sebelum menentukan premi
Asuransi Jiwa yang TEPAT, yuukkk berhitung dulu besarnya Uang
Pertanggungan (UP) yang TEPAT. Ada beberapa metode dalam penentuan UP. Kadang
beberapa artikel menghitung UP dari pengeluaran tetapi ada juga yang
berdasarkan pendapatan. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh seorang independent financial planner, jadi disini kita hitung berdasarkan PENDAPATAN aja karena:
PENGELUARAN sama dengan atau tidak lebih besar dari pada PENDAPATAN
dimana pengeluaran tiap bulan terdiri atas* :
1. Yang Pertama dan UTAMA adalah
TABUNGAN dan INVESTASI
Tabungan dan Investasi
adalah pengeluaran pertama yang harus dialokasikan karena TIDAK AKAN ada yang
namanya UANG SISA. Apabila prinsip anda, menabung menunggu uang sisa sebelum
kembali gajian, maka kemungkinan besar anda tidak akan punya tabungan dan
investasi SEUMUR HIDUP seperti saya sebelum saya mengenal perencanaan keuangan
terhadap penghasilan saya (eeeaaa CURCOL hehhe) so saat anda gajian, langsung
alokasikan ke tabungan dan investasi minimal 10% dari pendapatan anda.
2. Yang Kedua adalah HUTANG
Hutang tetap
dianjurkan dalam perencanaan keuangan seperti berhutang untuk rumah (KPR),
kendaraan, KTA bahkan kartu kredit tetapi sebelum berhutang anda harus
memprediksikan dapatkah anda membayar hutang tersebut dengan pendapatan anda.
Alokasi hutang yang dianjurkan adalah 30% dari pendapatan anda.
3. Yang Ketiga adalah PENGELUARAN RUTIN
Pengeluaran Rutin
adalah pengeluaran – pengeluaran yang sama tiap bulannya seperti:
a.
Pengeluaran untuk membayar Premi Asuransi;
b.
Pengeluaran Rumah Tangga (listrik, kebersihan, belanja bulanan, air, dll);
c.
Transportasi (bensin mobil, parkir, tol, service kendaraan dll);
d.
Pengeluaran untuk Anak (SPP, uang anak di Sekolah dll);
e.
Pengeluaran keluarga (zakat, sumbangan, untuk ortu, dll);
f.
Pengeluaran untuk Pekerja Rumah (PRT, satpam, baby sitter, supir dll).
Alokasi pengeluaran
rutin yang telah dijelaskan diatas, dianjurkan adalah sebesar 40% dari
pendapatan anda.
4. Yang Terakhir adalah PENGELUARAN PRIBADI
Pengeluaran pribadi
adalah pengeluaran yang diperlukan untuk MENYENANGKAN diri sendiri. Dan
merupakan pengeluaran diurutan TERAKHIR karena pengeluaran ini bersifat
fleksible dan DAPAT DITIADAKAN apabila anda mengganggap tidak membutuhkannya.
Alokasi terhadap pengeluaran pribadi yang dianjurkan adalah 20% dari pendapatan
anda. Sangat TIDAK DIANJURKAN demi pengeluaran pribadi ini, anda MENGORBANKAN
tidak menabung dan tidak berinvestasi ataupun tidak membayar hutang kartu
kredit (yang tentunya bunga akan semakin besar) ataupun tidak meng”hilang”kan
pengeluaran rutin diatas.
Intermezo tentang pengalokasikan pendapatan tiap bulannya sudah dulu yaks, kita kembali ke bahasan awal yaitu tentang menghitung UP yang TEPAT. Langsung dengan contoh ajah deh yaks.
CONTOH :
Bapak xxx usia 35 tahun
mempunyai penghasilan Rp 5.000.000/bulan, punya anak berumur 3 tahun dan 1
tahun.
Kita gunain 2 metode untuk perhitungan UP nya
(tuk metode lain silahkan cari di mbah google en diitung – itung sendiri yaks):
1. Human Life Value
RUMUS: Masa Produktif x (penghasilan
bulanan x 12 bulanan)
Jadi UP yang diperlukan : 20 tahun x (Rp 5.000.000 x 12) = Rp 1.200.000.000
Penjelasan: mengapa dikali 20 tahun? Karena masa produktif bapak xxx
selama 20 tahun lagi (usia pensiun 55 tahun), artinya apabila musibah terjadi
pada bapak xxx maka keluarga dapat mengkonsumsi dana sebesar Rp 5.000.000/bulan
yang akan habis 20 tahun kemudian (dengan gaya hidup yang sama). Prediksi 20
tahun yang akan datang juga, si anak yang berumur 3 tahun tadi, sudah berumur
23 tahun yang artinya dia udah lulus S-1 sudah bekerja sehingga tidak menjadi
tanggungan ortunya lagi dan malah kemungkinan dapat “membantu” adiknya dan
ibunya.
2. Income Base Value
RUMUS : Penghasilan per Tahun x suku bunga nett pertahun
Jadi UP yang diperlukan : (Rp 5.000.000 x 12) / 4,8% = Rp 1.250.000.000
Penjelasan: mengapa dibagi dengan 4,8 persen? Suku bunga deposito
saat ini adalah sekitar 6% dan dikurangi pajak 1,2% maka bunga deposito nett
sebesar 4,8%. Artinya jika terjadi musibah pada bapak xxx, maka asuransi akan
memberikan UP sebesar Rp 1.250.000.000 yang selanjutnya oleh keluarga yang
ditinggalkan dapat ditempatkan pada deposito dengan bunga 4,8%. Jadi uang
sebesar Rp 1,250 M akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp 1,250Mx(4,8%/12)=Rp 5 juta. Asumsi ini
dengan catatan bahwa rumah keluarga maupun harta benda keluarga lainnya tidak
dijual loh… Kan tujuan asuransi ini adalah supaya gaya hidup keluarga tidak berubah walaupun si pencari
nafkah sudah tidak ada lagi.
Nah dari dua metode di atas,
silahkan anda berhitung UP Asuransi Jiwa yang TEPAT untuk anda.
*financial planning based on qmfinancial.com
Financial
Planning make happier version of you!
Note: Artikel ini
merupakan
bahasan singkat yang ditulis oleh saya sendiri dengan menggabungkan
pemahaman
yang ada. Semoga bermanfaat dan tidak dipergunakan tanpa tanggung jawab
oleh
agen lain. Dan anda berminat dengan produk manulife setelah membaca
artikel saya? Tinggal hubungin saya, jangan takut dan jangan ragu. Beda
kota? NO PROBLEM!!
CHEERRRSSSS,
Tenry Ita
Isviyana
Manulife
Financial J.Gamma Fortuna
081320460083
vie_cantik83@yahoo.com
No comments:
Post a Comment